Minggu, 27 April 2008

Adakah sahabat sejati itu??

Orang bilang sahabat sejati itu...
Slalu ada dalam suka dan duka.
Slalu setia bagaimanapun keadaan kita.
Slalu menerima apapun adanya kita.
Slalu rela berkorban demi dan untuk kita.

Benarkah demikian?
Apakah ia benar ada?
Nyatanya....??

Mungkin smua-mua itu benar adanya.
Tapi tak jarang juga, justru kita disakiti oleh orang yang kita sebut sebagai sahabat.
Bahkan hati kita lebih terasa sakit karenanya.
Lebih kecewa kerna sikapnya.

Mungkin akan lebih tepat dinyatakan bahwa,
Sahabat itu yang membuatmu menangis bukan yang membuatmu tertawa.

Entahlah?

Sahabat juga manusia yang tak lepas dari ketidak sempurnaan, bukan?
Butuh kelapangan hati untuk menerima ia apa adanya.
Nyatanya kita tak akan pernah bisa sempurna memahami orang lain, termasuk sahabat kita sendiri.
Dan kita pun tak bisa memaksa sahabat kita sendiri untuk memahami diri kita.
Tapi kita bisa memulainya dengan terus dan terus belajar, bukan?
Meski tak sempurna, tapi paling tidak sedikit mendekati kata itu.

Merasa kecewa itu biasa.
Bisa mengambil hikmah dari kekecewaan itu baru Rruaaaarrrr Biasa!
Kerna dari situ kita bisa belajar,
Yeah, belajar untuk tegar, sabar, kuat dan yang lebih penting dari itu semua adalah dewasa.
Dewasa dalam menghadapi hidup ini!

Ayo Menjadi Dewasa, Osya!!!!!

Kamis, 10 April 2008

Phoey...!

Oh, finally i can breathe freely!
I've just pass'd my seminar!
It's 'lil bit.............ouw, i was nervous at start!
But then...it's just nothin' to worry!
Thnks God for the Help!

Many thanks to my family, mom and dad, for the best wishes. And my bro and sist for the great support.

Sedarilah!

Adalah lumrah dunia fana penuh panca roba.
Moga kita sentiasa syukur atas kurnia rezki dan tak terleka dalam perjalanan ini.
Kala bersua dengan ni'mah, harapku kita semua tak terlupa diri bila gembira.
Kala diberi cuba, doaku kita bersama tahan bila di halangan onak dan cabaran.
Andai setiap nukilan puisi adalah doa, kuharap ini puisi!
____________________________________________________________
Adalah setiap kita bermula dari bayi yang tergolek di lemah tak ada daya.
Tersusun tak lebih dari beberapa kilogram protein dan air, tapi tak ada makhluk lain yang lebih cerdas seperti halnya kita.
Hanya sejumput informasi dari dunia luar yang menyapa, sejumlah foton yang menerpa retina, sekelebat gelombang suara yang bergetar di gendang telinga.
Tapi akhirnya kita tahu bagaimana dunia ini bekerja.
Inilah kisah tentang diri kita, makhluk bernama manusia.
Dengan segala keunikan yang di beri percuma dari Sang Pencipta.
Maka adalah niscaya, bakat dikurnia jangan disalah guna.
Tetaplah ucap Hamdallah, kerna semua yang besar atau pintar, tetap Allahu Akbar!
Janganlah nukilan ini disalah tafsir pula!
Bukan maksud ingin berkhutbah, cuma ingin sadari diri jua.

Mari bersama merenung diri!