Jumat, 16 September 2011

Jo, kamu sudah sampe mana?

Kemaren abis dari acara nikahan sahabat saya, Bekel.

Jodoh emang misteri kedatangannya, semisteri kematian. Ada banyak cerita yg melatar belakanginya.

Tak terkecuali yg terjadi ama sahabat saya, Bekel.

Kel, boleh yah saya cerita di blog ini?! Ok, makasi. *dialog maksa XD

Bisa dibilang dia belum ikhlas menerima lelaki pilihan Abahnya itu. Ah, ikhlas! Kata itu begitu mudah disebut, tapi susah praktiknya.

Pada kenyataannya, dia harus memenuhi permintaan Abahnya. Menolak? Dia tidak sampai hati melihat Abahnya kecewa, yg sudah terlanjur jatuh cinta pd lelaki itu untuk dijadikan menantunya. Dia ingin jadi putri berbakti.

Pada akhirnya dia menerima pinangan lelaki itu, dengan catatan, akan berusaha ikhlas menerimanya.

Sekali lagi, ikhlas memang mudah dikatakan tapi susah dilakukan.

Sebab kenyataannya, ada nelangsa di matanya. Sebab kenyataannya, ada kedukaan di rautnya. Sebab kenyataannya hanya cemberut yg ia persembahkan di hadapan suaminya.

Speechless!

Entah di bagian mana yg salah dari episode hidup ini.

Menyalahkan takdir? Sungguh, kita wajib mengimani takdirNya, baik-buruknya.

Bahwa akan slalu ada hikmah di balik semua rencanaNya. Bahwa Dia Maha Tahu apa-apa yg terbaik untuk tiap hamba. Maka berserahlah dengan tetap berusaha dan berdoa.

Untuk sahabat saya, Bekel:

Percayalah, Allah itu Maha Pembolak-balik Hati dari membenci jadi mencintai (and vice versa). Ada banyak yg lebih baik di luar sana menurut versi kita, tapi yg terbaik adalah yg kau miliki saat ini. Yakinlah, apa-apa yg tlah ditautkan oleh Allah tak akan bisa dicerai beraikan manusia dan sebaliknya, apa-apa yg tlah dicerai beraikan olehNya tak akan bisa ditautkan oleh manusia, sekeras apapun usahanya. Terimalah suamimu, dan cintailah ia karena Allah.

Saya yakin kamu bisa, sahabat. Seiring waktu.

*cross'd fingers*

Eh, si Ibu kembali tanya: 'Kamu kapan nikah, nak? Umur udah 24 lho!'

Mudah2an pas 25 deh, Bu :p

Eh, Jo, kamu sudah sampe mana?? Si Ibu udah gak sabar tuh! *tanya ke Jodoh*