Selama ini kita meyakini bahwa belajar grammar adalah langkah dasar untuk menguasai Bahasa Inggris. Setidaknya kita telah mengenal dan mempelajari Bahasa Inggris selama kurang lebih 6-12 tahun. Namun, pada kenyataannya kemampuan Bahasa Inggris kita tidak lebih baik dari seorang anak bule yang masih berusia 4 tahun. Jangankan bisa berkomunikasi dengan lancar, kosa kata Bahasa Inggris kita saja masih kalah jauh dengan anak bule usia 4 tahun tersebut.
Perlu kita sadari bahwa model pembelajaran grammar yang selama ini diterapkan agaknya bukan merupakan solusi yang tepat untuk membuat seseorang lancar berkomunikasi dalam Bahasa Inggris. Kita patut bertanya, mengapa seorang anak usia 4 tahun yang belum lancar baca-tulis mampu berbahasa Inggris dengan lancar dibandingkan dengan kita yang sudah mempelajari Bahasa Inggris dan menguasai baca-tulis? Dari sini agaknya kita bisa tahu bahwa belajar dengan metode baca-tulis kurang efektif jika dibandingkan dengan metode dengar-bicara. Bisa kita ambil contoh nyata, bahwa seseorang yang buta sejak lahir ia masih mampu berbicara dengan lancar, namun seseorang yang tuli sejak lahir ia akan mengalami kesulitan dalam berbicara.
Jika kita telusuri lebih lanjut, kemampuan penguasaan Bahasa seseorang ditentukan oleh otak kiri. Otak kiri, atau biasa disebut Left Hemisphere, memiliki tiga bagian (Broca’s Area, Wernicke’s Area, dan Sylvian Fissure) yang ketiga-tiganya berhubungan dengan produksi, pemahaman, dan aktualisasi kemampuan bahasa seseorang. Dengan mengetahui mekanisme kerja otak, kita harus mengubah paradigma berpikir dan belajar bahwa akan lebih efektif menggunakan model belajar dengar-bicara (yang melibatkan otak kiri) daripada model belajar baca-tulis (yang melibatkan otak kanan) untuk mempelajari bahasa. Dengan kata lain, jika seseorang ingin menguasai bahasa maka harus lebih banyak melibatkan telinga (dengar-bicara) daripada melibatkan mata (baca-tulis).
Lalu bagaimana solusi yang tepat untuk dapat menguasai dan berkomunikasi dengan Bahasa Inggris dengan lancar? Berikut beberapa langkah yang seharusnya diterapkan:
1. Belajar harus diawali dengan lebih banyak berlatih mendengar dan berbicara, misalnya menonton film-film Berbahasa Inggris sambil menirukan bunyi kata (pronunciation) yang diucapkan dengan sesekali mencocokkan pada subtitle yang tertera, atau dengan mendengar lagu-lagu barat.
2. Telinga (mendengar) harus banyak dilibatkan untuk menerima bahasa daripada mata (membaca). Dengan kata lain, seseorang harus terlebih dahulu bisa berbicara dan memahami orang lain yang berbicara Bahasa Inggris sebelum menguasai baca-tulis dalam Bahasa Inggris.
3. Abaikan dulu grammar, sebab mempelajari grammar sebelum bisa berbicara hanya akan menghambat penguasaan bahasa. Jika seseorang mempelajari grammar sebelum mampu berkomunikasi, maka ia hanya akan merasa takut salah berbicara karena tidak sesuai dengan aturan grammar.
4. Jangan menghafal vocabulary (kosa kata) sebelum bisa conversation pattern (percakapan). Artinya, untuk menerima bahasa harus dalam bentuk frase atau kalimat, dan bukan kata-perkata. Contoh, A smart boy (frase), I’m falling in love with a smart boy (kalimat). Bukan dalam bentuk kata saja, seperti: Smart, Boy, Love, dsb.
5. Input bahasa, baik dalam bentuk frase maupun kalimat, yang telah diperoleh dari banyak mendengar dan berbicara harus dilatih terus-menerus dan diulang-ulang hingga membentuk ingatan (memory) jangka panjang di otak.
0 comments:
Posting Komentar
Thanks for the comments, pals.
Follow me and Keep always in touch.