Jumat, 25 Maret 2011

..MANUSIA atau BINATANG??..

Apakah kita masih merasa menjadi manusia? Mari kita merenung sejenak!!

Dalam Al Quran manusia itu mahluk paling sempurna diantara mahluk Allah yg lain. Manusia tak diberi pilihan unt menjadi mahluk lain dlm bentuk fisik. Tapi kata Al Quran jg, manusia memilih jd mahluk lain dlm bentuk non-fisik yg derajatnya justru lebih rendah dr mahluk fisik sendiri.

Manusia dibekali akal dan hati unt bisa membedakan mana yg baik dan mana yg buruk. Tapi seringkali dg dalih ''manusia adalah tempatnya lupa'', kita dg mudah mengatakan ''maaf saya khilaf'' setelah berbuat salah. Padahal manusia adalah satu2nya mahluk yg diberi kesadaran secara utuh: kesadaran akan diri, alam, dan Tuhan. Namun yg terjadi adalah kita jarang menggunakan potensi kesadaran itu dan lebih tergiur untuk menjadi mahluk lain.

Bagaimana bisa?

Coba kita tengok sejenak di luar sana. Saat ingin jd orang kaya dg cara instan, ada yg menyulap diri jd TIKUS BERDASI. Saat ingin kebutuhan hidup serba yahut tp apa daya uang saku tak cukup, ada yg mengubah status jd AYAM KAMPUS. Saat ingin dianggap gaul dan playboy berat, ada yg bangga jd BUAYA DARAT.

Kedudukan mereka disetarakan dg binatang. Tapi jgn salah, rujukan atas perilaku2 tersebut tak sekedar julukan sesaat. Karena sadar ato tidak, mereka memang sedang dibinatangkan dan membinatangkan dirinya sendiri.

Di sisi lain, tidak jarang jg binatang menjadi mahluk yg paling diagung2kan bahkan dianggap pahlawan. Lihat saja Batman, Catwoman, Spiderman, Uler Kadutman *eh?!*

Dg bentuk fisik manusia dan dilengkapi kekuatan binatang, mereka berhasil melakukan aksi kepahlawanan. Binatang dlm wujud manusia -ato manusia dlm wujud binatang?- mampu melindungi dunia ini dari kejahatan dan angkara murka *uooh!*.. Para pahlawan nasional aja kalah tenar dg mereka.

Tanpa disadari, kita sendirilah yg menciptakan kehidupan manusia menjadi lebih rendah dr kehidupan binatang. Binatang menjadi lebih agung derajatnya drpd manusia. Lalu, kehidupan macam apa ini sesungguhnya?? *jangan tanyakan pada rumput yg bergoyang! pokoknya JANGAN!!*

Sabtu, 19 Maret 2011

*Belajar Grammar Bukan Solusi Tepat Menguasai Bahasa Inggris*


Selama ini kita meyakini bahwa belajar grammar adalah langkah dasar untuk menguasai Bahasa Inggris. Setidaknya kita telah mengenal dan mempelajari Bahasa Inggris selama kurang lebih 6-12 tahun. Namun, pada kenyataannya kemampuan Bahasa Inggris kita tidak lebih baik dari seorang anak bule yang masih berusia 4 tahun. Jangankan bisa berkomunikasi dengan lancar, kosa kata Bahasa Inggris kita saja masih kalah jauh dengan anak bule usia 4 tahun tersebut.
Perlu kita sadari bahwa model pembelajaran grammar yang selama ini diterapkan agaknya bukan merupakan solusi yang tepat untuk membuat seseorang lancar berkomunikasi dalam Bahasa Inggris. Kita patut bertanya, mengapa seorang anak usia 4 tahun yang belum lancar baca-tulis mampu berbahasa Inggris dengan lancar dibandingkan dengan kita yang sudah mempelajari Bahasa Inggris dan menguasai baca-tulis? Dari sini agaknya kita bisa tahu bahwa belajar dengan metode baca-tulis kurang efektif jika dibandingkan dengan metode dengar-bicara. Bisa kita ambil contoh nyata, bahwa seseorang yang buta sejak lahir ia masih mampu berbicara dengan lancar, namun seseorang yang tuli sejak lahir ia akan mengalami kesulitan dalam berbicara.
Jika kita telusuri lebih lanjut, kemampuan penguasaan Bahasa seseorang ditentukan oleh otak kiri. Otak kiri, atau biasa disebut Left Hemisphere, memiliki tiga bagian (Broca’s Area, Wernicke’s Area, dan Sylvian Fissure) yang ketiga-tiganya berhubungan dengan produksi, pemahaman, dan aktualisasi kemampuan bahasa seseorang. Dengan mengetahui mekanisme kerja otak, kita harus mengubah paradigma berpikir dan belajar bahwa akan lebih efektif menggunakan model belajar dengar-bicara (yang melibatkan otak kiri) daripada model belajar baca-tulis (yang melibatkan otak kanan) untuk mempelajari bahasa. Dengan kata lain, jika seseorang ingin menguasai bahasa maka harus lebih banyak melibatkan telinga (dengar-bicara) daripada melibatkan mata (baca-tulis).
Lalu bagaimana solusi yang tepat untuk dapat menguasai dan berkomunikasi dengan Bahasa Inggris dengan lancar? Berikut beberapa langkah yang seharusnya diterapkan:
1. Belajar harus diawali dengan lebih banyak berlatih mendengar dan berbicara, misalnya menonton film-film Berbahasa Inggris sambil menirukan bunyi kata (pronunciation) yang diucapkan dengan sesekali mencocokkan pada subtitle yang tertera, atau dengan mendengar lagu-lagu barat.
2. Telinga (mendengar) harus banyak dilibatkan untuk menerima bahasa daripada mata (membaca). Dengan kata lain, seseorang harus terlebih dahulu bisa berbicara dan memahami orang lain yang berbicara Bahasa Inggris sebelum menguasai baca-tulis dalam Bahasa Inggris.
3. Abaikan dulu grammar, sebab mempelajari grammar sebelum bisa berbicara hanya akan menghambat penguasaan bahasa. Jika seseorang mempelajari grammar sebelum mampu berkomunikasi, maka ia hanya akan merasa takut salah berbicara karena tidak sesuai dengan aturan grammar.
4. Jangan menghafal vocabulary (kosa kata) sebelum bisa conversation pattern (percakapan). Artinya, untuk menerima bahasa harus dalam bentuk frase atau kalimat, dan bukan kata-perkata. Contoh, A smart boy (frase), I’m falling in love with a smart boy (kalimat). Bukan dalam bentuk kata saja, seperti: Smart, Boy, Love, dsb.
5. Input bahasa, baik dalam bentuk frase maupun kalimat, yang telah diperoleh dari banyak mendengar dan berbicara harus dilatih terus-menerus dan diulang-ulang hingga membentuk ingatan (memory) jangka panjang di otak.











Radith dan Ronaldo, Dua Pacar Baruku









Hamster adalah salah satu hewan favorit saya, selain Koala.

Karena Koala sulit didapet di Indonesia, akhirnya saya putuskan untuk melihara Hamster.

Sebenarnya keinginan untuk melihara Hamster sudah tertanam sejak dulu dalam lubuk sanubari. Waktu masih kost di Malang dulu, saya sempat ingin beli di pasar minggu. Tapi berhubung para penghuni kost pada takut, saya pun urung. Padahal apa coba yang musti ditakutkan dari seorang seekor Hamster? *takut mah ama laba-laba dongs, kerenan dikit napah?!*

Nah, kemaren adik saya pulang bawa Hamster. Dan ternyata oh ternyata, bukan hanya satu tapi dua hamster. Huwwoouuuww!! *iya, dia emang adik yg baik* *aheemm*

Sebenarnya, Hamster itu buat kado ultah saya bulan Mei nanti.

Lha kok dikasi sekarang??

Karena saya udah ngebet ama tuh Hamster, akhirnya dia saya rongrong tiap hari biar dikasi sekarang aja. Heuekekek

Waktu ketemu si Hamster, saya langsung jatuh cinta pada pandangan pertama *pandangan ke-2 dst mah pengen nyiksa. hahaha*

Yang satu bulu hitam, satunya lagi bulu pirang. Pas deh, yang satu negro, yang lain bule. Ayeeiiyyy!!

Kita kenalan, tapi entah kenapa dua Hamster itu cuma gerak-gerakin kumis aja, gak ngomong, tidak juga bilang “Hai”. Merasa dicuekin, saya ambil si Hamsters *pake akhiran-S kan bentuk jamak* dan saya toyor palanya lalu saya banting di lantai, kali aja abis itu bisa ngomong. Hahaha. . .

Rupanya setelah saya toyor pun, si Hamsters tak jua mau ngomong. Mungkin mereka masih malu-malu kucing hamster, jadi saya maklum.

Saatnya untuk kasi nama si Hamsters.

Sempet terjadi kebingungan yang melanda jiwa.

Mau saya kasi nama apa inih??

Beberapa nama sempet mampir: Ashton Kutcher, Billy Joel, Ben Affleck, Josh Harnett, Rob Pattinson, atau Channing Tatum. . . *ebusseeett ini hamster apa selebriti Hollywood??*

Akhirnya dua buah nama muncul dengan tiba-tiba: R.A.D.I.T.H dan R.O.N.A.L.D.O. Dua buah nama yang amat sangat gaool sekali banget.

Usut punya usut, Radith adalah nama penulis favorit saya –RadityaDika- dan Ronaldo adalah pemain bola terseksoy sepanjang masa CR9. Heuehehehhh. . .

Setelah itupun saya sering ngajak Radith-Ronaldo *RaRo* ngobrol.

Karena Hamsters ini dari ras negro dan pirang, saya slalu ngajak ngobrol pake Bahasa Inggris. Kali aja emang gak ngerti Indonesia :p

Biasanya sebelum keluar rumah, saya pamit. Pulangnya pun saya slalu treakin “Howay, I’m Hooooommeee!”, dan seperti biasanya RaRo cuma gerak-gerakin kumisnya, mungkin artinya “Wooiiii, berisik amat sih luu!!” *bbuueeehehehhe*

Karena sudah tinggal sekamar berdua, ikatan batin kita pun terjalin hangat *tsah*

Kalo saya gendong Radith, Ronaldo loncat-loncat. Begitu juga kalo saya gendong Ronaldo, giliran Radith yang jerit-jerit. Mungkin mereka iri, eh ato cemburu?? *hanya Tuhan Yang Tahu, pemirsaaah!*

Untuk menghindari kecemburuan sosial di kalamgan hamster, akhirnya saya pun memutuskan untuk mengangkat mereka berdua jadi pacar. Kita saling berjanji untuk saling setia dan hanya kematian yang memisahkan kita. Dan saya resmi punya pacar dua. Uooohh!!

Setelah saya menyadari bahwa antara majikan dan piaraan itu tidak bisa bersatu di pelaminan, akhirnya kami memutuskan untuk menjadi sahabat dekat saja. Awalnya saya takut RaRo tidak terima dan bunuh diri dengan nekat melakukan gerakan kayang, tapi ternyata tidak. Syukurlah mereka tidak broken heart setelah saya putus.

Dengan kehadiran RaRo, kehidupan saya jadi lebih indah dan bermakna.

Kalo sebelumnya saya bisa tidur di kamar dengan tenang dan hening, kini setelah ada RaRo saya slalu bangun malem dengan ekspresi kaget gara-gara denger suara krauk-krauk si RaRo lagi makan. Dulu kalo lagi BeTe gak ada objek buat dibantai, kini ada RaRo yang slalu siap dirantai. Hahaha *ketawa setan*

Untuk urusan makan, ternyata RaRo juga cukup bawel.

Kirain suka wortel, eh mereka ogah. Giliran dikasi kubis campur nasi goreng, eh mereka lahap. Saya kasi biskut Monde Butter Cookies sama Better juga doyan.

Lain hari saya sodorin upil, eh jari saya yang digigit. Hahaha *gak deng!*

Sepertinya benar dugaan saya, mereka dari ras bule.

Tapi kalo untuk urusan kebersihan, saya yang rewel.

Saya gak mau dicap sebagai majikan jorok.

Tiap dua hari sekali kandang RaRo saya bersihin dan si RaRo saya mandiin.

Gak tanggung-tanggung, RaRo kalo mandi pake sabun citra cair.

Kali aja nanti bulunya bisa semulus kulit majikannya *gak ngaruh sih*, trus setelah mandi saya pake-in hair dryer biar bulunya gak jabrik *padahal majikannya aja gak penah pake hair dryer. huhuhu*

Kalo kata orang hubungan batin antara majikan dan piaraan itu sangat erat, sepertinya hal itu emang bener. Baik Radith maupun Ronaldo gemar sekali membaca. Yah, tentu saja hobi baca itu nurun dari saya. Hahaha *blagu*

Mungkin nanti gentian saya yang niru hobi mereka: Melihara Kumis!!

P.S.

Untuk adikku, Furqoniyah, makasi ya hamsternya.

Ditunggu lagi kado kedua di bulan Mei. Hahahaha :D

Lotta Love ^^v